Stop Migrain! Mudik Nyaman, Lebaran Aman

SAKIT kepala sebelah atau migrain memang sanga tudak mengenakan. Apalagi rasa itu datang ketika sedang berada dalam perjalanan mudik atau berkumpul bersama keluarga. Apa sebenarnya migrain itu? Bagaimana pula cara mengatasinya?

Migrain merupakan rasa nyeri kepala yang berdenyut, rasa nyeri ini sering kali disertai dengan rasa mual dan muntah. Penderita biasanya merasa sensitif terhadap cahaya, suara, bahkan bau-bauan. Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini hanya merasakan sakit kepala sebelah. Tapi tak tertutup kemungkinan dapat mengenai kedua sisi kepala dalam waktu bersamaan. Kadang-kadang migrain ini sulit dibedakan dengan sakit kepala jenis yang lain, seperti gangguan pada sinus atau akibat ketegangan otot leher yang mempunyai gejala hampir sama dengan gejala migrain.

Migrain dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Migrain biasa atau migrain tanpa aura. Gejalanya adalah rasa nyeri di kepala yang berdenyut di salah satu sisi dengan intensitas yang sedang sampai yang berat dan semakin parah pada saat akan melakukan aktivitas. Migrain jenis ini juga ditandai dengan rasa mual, muntah, sensitif terhadap cahaya matahari, suara, dan bau. Kedua, migrain klasik atau migrain dengan aura. Pada jenis klasik, migrain biasanya didahului oleh gejala yang dinamakan aura yang terjadi dalam 30 menit sebelum timbul migrain.

Ada pula tipe migrain yang disebabkan karena haid, yaitu migrain yang terjadi beberapa saat sebelum haid, selama haid, dan sesudah haid. Terakhir adalah migrain komplikasi, yaitu migrain yang disertai dengan gejala gangguan sistem syaraf, misalnya rasa geli, kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan, ketidakmampuan menggerakkan tangan dan kaki. Tapi pada migrain yang satu ini, gejala syaraf tetap bertahan walaupun migrain telah sembuh.

Dr Tumpal SpS dari Rumah Sakit rebet, Jakarta Selatan, mengatakan bahwa kebanyakan yang terkena penyakit migrain adalah wanita dan biasanya terjadi sampai dua atau tiga kali. Migrain paling sering menyerang orang dewasa berusia sekitar 20-50 tahun. Tapi seiring bertambahnya usia, tingkat keparahan dan keseringan semakin menurun. Tapi migrain juga dapat menyerang remaja dan anak-anak, baik dengan aura maupun tidak. Risiko yang paling besar dialami orang yang mempunyai riwayat penderita migrain.

"Memang penyakit ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Mungkin karena hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak, dan akibatnya akan terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi," terang dr Tumpal.

Pencetus migrain dapat berupa makanan, stres, dan perubahan aktivitas rutin harian. Makanan yang bisa memicu migrain adalah cokelat dan kopi. Tidur secara berlebihan atau pun kurang tidur, tidak makan, perubahan cuaca atau tekanan udara, tekanan emosi, bau yang sangat menyengat, atau asap rokok. Dan sinar sangat terang atau cahaya sinar matahari juga dapat menyebabkan migrain.

Untuk mengatasinya, penderita bisa menggunakan antinyeri yang dapat dibeli bebas tanpa resep, seperti parasetamol, bodrex. Atau antiinflamasi nonstreroid, seperti aspirin, atau natrium naproxe untuk mengurangi gejala migrain. Jika migrain yang diderita sudah pada tahap sedang bahkan berat, antimigrain yang dibeli harus berdasarkan resep dokter. Frekuensi migrain dapat dikurangi dengan mengenali dan menghindari pencetusnya.

Selain obat-obatan, frekuensi serangan dan gejala migrain bisa dikurangi dengan mengurangi stres. Sekadar diketahui, migrain lebih sering terjadl pada masa-masa stres. Cara lain adalah mengikuti latihan relaksasi untuk mengurangi ketegangan otot.
(Genie/Genie/tty)

0 komentar:

Posting Komentar