Sulit Deteksi Serangan Kawasaki Syndrome

PARASETAMOL dianggap jurus ampuh menangani anak yang tiba-tiba suhu tubuhnya meninggi. Persepsi ini sebenarnya tak masalah asal panas yang diderita anak adalah panas dan demam biasa. Namun, bagaimana jika panas dan demam itu karena kawasaki syndrome. Tidak banyak orang awam yang bisa membedakan antara demam biasa dan serangan penyakit tersebut.

Hal yang membuat kawasaki syndrome susah dideteksi adalah panas tinggi dan ruam yang muncul dapat membuat rancu diagnosis. Misalkan bisa saja menduga bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit lain, misalnya campak. Menilik dari gejala-gejala yang muncul, tidak aneh kalau penyakit ini punya nama lain yaitu sindroma nodus limfatikus mukokutan. "Yang jelas, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara saksama. Bila diduga kawasaki syndrome adalah penyebabnya, anak akan dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Hal ini penting karena komplikasi pada pembuluh darah jantung dapat membawa kepada kematian," kata dokter anak Widjayanti Hapsari.

Selain itu, Widjayanti menyebutkan, pemeriksaan laboratorium dan alat penunjang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pemeriksaan EKG dan ekokardiografi umumnya dilakukan untuk menepis kemungkinan terjadinya peradangan pada otot jantung, pembuluh darah koroner, dan selaput jantung. "Berbagai pemeriksaan lain juga mungkin dilakukan sesuai dengan keadaan penderita," katanya.

Selain bisa mengakibatkan serangan jantung, kawasaki syndrome yang tidak diketahui sejak dini juga bisa menyebabkan komplikasi lainnya, seperti radang sendi (arthritis), radang selaput otak (meningitis), dan radang pembuluh darah (vaskulitis). "Biasanya pasien akan diberi obat gammma globulin dosis tinggi intravena. Obat ini masih menjadi pengobatan standar. Selain itu, obat golongan salisilat seperti aspirin juga diberikan," katanya.

Tercatat, dalam banyak kasus, kawasaki syndrome sebagian besar para penderita akan membaik sendiri dalam waktu satu hingga dua bulan apabila diagnosa dini dapat diperoleh. Walaupun demikian, ada juga penderita yang akhirnya meninggal. Kebanyakan dari mereka meninggal akibat komplikasi pada pembuluh darah koroner.

Aneurisma pembuluh koroner dapat terjadi pada 25 persen kasus dan komplikasi dapat menimbulkan serangan jantung akibat gumpalan darah yang menyumbat di pembuluh darah. Itulah sebabnya pasien kawasaki syndrome diharuskan dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat. Bahkan, setelah dinyatakan sembuh, anak-anak yang pernah menderita penyakit kawasaki syndromedianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan ekokardiogram secara rutin setiap satu hingga dua tahun sekali.
(sindo//tty)

0 komentar:

Posting Komentar