"Hampir semua penyakit sebenarnya dapat dicegah. Untuk melakukan pencegahan, perlu mengetahui seluk-beluk tentang penyakit tersebut. Bila terlanjur sakit maka pengobatan sedini mungkin adalah pilihan terbaik," kata dr Ahmad Hudoyo, Sp. P, spesialis paru yang aktif sebagai pengajar di Departemen Pulmonologi FKUI dalam acara seminar "Apakah Paru-paru Anda Bermasalah".
Menurutnya, untuk mengetahui penyakit secara dini maka diperlukan pengetahuan tentang gejala dan tanda-tanda penyakit tersebut. Adapun jenis penyakit paru yang sering dijumpai di Indonesia adalah Asma, TB-paru, pneumonia, bronkitis, kanker paru, emfisema, bronkitis, dan pleuritis.
"Serangan asma terjadi terutama bila ada faktor pencetus yaitu berasal dari luar atau dari dalam tubuh sendiri. Faktor pencetus dari luar dapat berupa perubahan cuaca, debu, polusi udara, zat-zat kimia mulai dari obat antinyamuk, sampai wangi-wangian atau berbagai jenis makanan," terang Fatimah Syarief, AMG, STP, ahli gizi Sun Hope.
Dari dalam tubuh dapat berupa infeksi virus, sinusitis atau stres. Semua faktor pencetus tersebut bersifat individual. Serangan asma yang lebih berat, disertai sesak napas yang ditandai bunyi napas mengi (wheezing). Sesak yang berat akan disertai retraksi (penarikan).
Untuk mengobati asma, hal utama ialah menghindari faktor pencetusnya. Obat untuk asma terdiri dari obat pelega dan obat pencegah yang dilihat dari jenis asma yang diderita. "Kalau obat pelega digunakan saat terjadi serangan asma, maka obat pencegah digunakan setiap hari, pagi dan sore," jelas dr Ahmad Hudoyo.
Penyakit tuberkulosis atau TB paling sering menyerang organ paru, tetapi sebagian kecil dapat menyerang organ-organ lain, misalnya otak, tulang, kelenjar getah bening, kulit, usus, mata, telinga, dan sebagainya.
"TB ekstra paru yaitu Pleuritis TB merupakan suatu penyakit TB dengan manifestasi menumpuknya cairan di rongga paru, tepatnya di antara lapisan luar dan lapisan dalam paru. Bila jumlah cairan yang menumpuk sangat banyak akan menimbulkan sesak napas," ungkapnya.
Untuk memeriksa TB paru dapat dengan cara anamnesis (tanya jawab dokter dan pasien), pemeriksaan jasmani, pemeriksaan dahak atau sputum BTA (Basil Tahan Asam atau kuman TB), pemeriksaan penunjang dan laboratorium.
"Pemeriksaan penunjang laboratorium dapat dilakukan dengan foto rontgen dada, pemeriksaan darah (terutama Laju Endap Darah), tes kulit uji tuberkulin atau Mantoux test, uji serologi lain, misalnya PCR-TB dan Myco-dot. Pengobatan terhadap pasien TB paling optimal adalah selama enam bulan," tuturnya panjang lebar.
Pneumonia adalah infeksi di paru yang disebabkan oleh kuman atau bakteri selain kuman tuberkulosis. Berbeda dengan TB yang mempunyai sifat dapat menular, infeksi paru yang dinamakan pneumonia tidak menular. Adapun dua jenis infeksi paru tersebut terdiri dari pneumonia dan nosokomial.
"Batuk dan demam tinggi adalah gejala utama yang sering diidap oleh pasien dengan infeksi paru tersebut. Untuk memastikan seseorang sakit pneumonia perlu dilakukan pemeriksaan foto rontgen dada, dan darah untuk melihat jumlah leukosit. Untuk mengetahui kuman penyebab secara lebih pasti dilakukan pemeriksaan kuman dengan bahan dari dahak (sputum)," jelasnya.
Bronkitis adalah radang saluran napas. Dikenal dua jenis bronkitis, yaitu akut dan kronik. Sementara itu, penyebaran kanker paru sering terjadi yaitu ke tukang, hati, otak dan kelenjar ginjal. Penyebab kanker paru diakibatkan oleh riwayat kebiasaan merokok sebelumnya.
Sementara itu, emfisema seperti balon yang sudah lembek yang sudah kehilangan elastisitasnya. Penyebab utama karena asap rokok yang memiliki kandungan zat perusak jaringan elastin dalam paru. Padahal paru manusia dapat diumpamakan seperti balon-karet.
Bila paparan ini berlangsung setiap hari selama berpuluh-puluh tahun maka kerusakan yang sedikit, lama kelamaan menyebabkan kerusakan yang masif dan permanen. Karena jaringan elastin ini rusak, maka gelembung udara (alveoli) menjadi lembek, bahkan beberapa mengalami kerusakan
Akibatnya udara kotor (C02) tidak bisa dipompa keluar dengan kata lain terperangkap di dalam paru, sehingga menumpuk di dalam paru. Hal ini berakibat menghambat masuknya udara bersih O2 masuk kedalam paru.
"Penyakit Emfisema bersama dengan Bronkitis Kronik digolongkan menjadi Penyakit Paru Obtruktif Kronik (PPOK) atau COPD Chronic Obtructive Pulmonary Disease," ungkap dr Ahmad Hudoyo.
Pleuritis, bila diterjemahkan secara harfiah adalah 'radang pleura'. Pleura adalah lapisan tipis pembungkus paru. Dikenal dua macam pleuritis, yaitu yang kering dan basah. Di Indonesia paling sering dijumpai radang selaput paru yang basah. Di dunia kedokteran dinamakan Pleuritis eksudatifa atau Efusi Pleura.
"Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga pleura. Kelainan bias disebabkan penyakit di paru maupun dari luar paru. Bila volume cairan banyak, akan menimbulkan keluhan sesak napas yang makin lama makin berat," ucapnya.
Dengan mengetahui berbagai penyakit paru dan bagaimana penyakit tersebut terjadi, maka dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya. Pola hidup sehat, gizi atau nutrisi yang baik disertai olahraga secara teratur, akan mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Menghindari polusi udara, usaha menjauhi asap rokok atau berhenti merokok adalah usaha yang mulia dalam rangka mensyukuri nikmat Tuhan. (nsa)
0 komentar:
Posting Komentar