LDL Berlebih Picu Stroke

IKLAN produk minyak goreng acap kali mengklaim memiliki kandungan tinggi kolesterol baik (HDL) dan kolesterol rendah kolesterol jahat (LDL).

Berlebihnya LDL bisa memicu penyempitan pembuluh jantung hingga stroke. Penyakit jantung koroner (PJK) masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia, terutama pada penduduk usia 40 tahun ke atas. Penyakit itu merupakan bagian dari penyakit kardiovaskular (PKV) yang terkait kelainan jantung dan pembuluh darah. Salah satu pemicu gangguan kerja jantung adalah penyempitan pembuluh darah akibat penimbunan kolesterol jahat.

Dikenal istilah kolesterol "baik" (HDL) dan kolesterol "jahat" (LDL), serta kolesterol total. Kondisi sehat diindikasikan dengan level HDL lebih dari 45 mg/dl, dan level LDL kurang dari 130 mg/dl, serta kolesterol total kurang dari 200 mg/dl. Kolesterol sendiri merupakan sejenis zat putih seperti lilin yang ditemukan di dalam darah. "Sekitar 80% kolesterol diproduksi sendiri di dalam tubuh melalui metabolisme hati.

Sementara 20 persennya berasal dari luar tubuh,misalnya makanan yang kita makan," ujar ahli jantung dari Klinik Kardiovaskular Hospital Cinere Depok, dr Faris Basalamah SpJP, dalam seminar awam tentang kolesterol, Sabtu lalu. Jika LDL tertimbun, akan membentuk plak di dinding pembuluh darah. Lalu HDL memiliki peran menyingkirkannya.

Namun, jika level HDL kurang sementara LDLnya berlebih, maka penumpukan LDL akan semakin nyata. Sehingga, menyebabkan penyempitan di pembuluh darah mana pun di seluruh tubuh atau yang disebut atherosklerosis. Jika pembuluh darah di otak yang tersumbat, bisa terjadi serangan stroke.

"Bisa juga menyerang pembuluh darah perifer di kaki. Gejalanya berupa keluhan sakit saat berjalan kaki setiap 20 meter," ungkap alumnus FK Universitas Diponegoro itu.

Ibarat pipa ledeng yang tersumbat kotoran, penyempitan pembuluh darah mengakibatkan tersendatnya aliran darah, atau bahkan tertutup sama sekali. Tak heran bila terkadang saat berjalan dada terasa sakit. Suplai oksigen juga terhambat.

"Kolesterol tinggi umumnya tidak timbulkan gejala, tapi proses menuju atherosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak," ungkapnya.

Beberapa faktor risiko yang membuat orang rentan mengalami penyempitan pembuluh darah antara lain tingginya level LDL, kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, dan level HDL rendah yaitu kurang dari 40 mg/dl.

Adapun faktor usia memang sulit dihindari dan konon pria lebih cepat terkena dibanding wanita usia lebih dari 45 untuk pria, dan lebih dari 55 pada wanita.

Pasalnya, wanita yang masih datang bulan secara teratur terlindung oleh hormon sehingga fungsi endotelnya lebih baik. Fungsi endotel ini berperan dalam proses transfer atau difusi oksigen, serta penghalang terbentuknya LDL dan membantu penurunan LDL.

Faktor riwayat keluarga juga menjadi peringatan dini. Misalnya, anggota keluarga berjenis kelamin laki-laki seperti ayah, kakak, adik yang pernah terkena serangan jantung pada usia kurang dari 55, ataupun keluarga berjenis kelamin perempuan seperti ibu, kakak, adik yang mengalami serangan jantung pada usia kurang dari 65 tahun.

"Usahakan level HDL lebih dari 60 mg/dl, sehingga faktor risiko bisa berkurang salah satu," sarannya. Untuk berperang melawan LDL, kuncinya adalah memodifikasi gaya hidup agar lebih sehat. Di antaranya melakukan diet mengurangi makanan berlemak dan kolesterol tinggi.

"Makin banyak timbunan lemak di rongga perut, akan diikuti tingginya kolesterol LDL dan kolesterol total," kata staf divisi Metabolik Endokrinologi FKUI/RSCM, Dr Gatut Semiardji SpPD-KEMD.

Untuk meningkatkan kadar HDL bisa ditempuh dengan memperbanyak aktivitas fisik. Penelitian membuktikan, senam aerobik 3-4 kali/minggu selama 6 bulan meningkatkan HDL sebesar 33%.

Sementara itu, kategori lemak yang dianjurkan penggunaannya adalah minyak zaitun yang kaya ikatan rangkap tunggal. Berdasarkan penelitian, lemak itu dapat memperbaiki kadar gula darah, triglisrida, dan menaikkan HDL.

"Gunakan secukupnya, bisa dicampur bersama salad, atau untuk tumisan. Jenis terbaik adalah extra virgin olive oil, "kata spesialis gizi klinik RS Siloam Lippo Karawaci, Dr Endang Darmoutomo MS SpGK. (sindo//nsa)

0 komentar:

Posting Komentar