Rekam Profil untuk Diabetesi

Pemeriksaan gula darah terbatas pada saat pelaksanaan tes. Pemeriksaan HbA1c akan menampilkan profil kadar gula darah selama tiga bulan.

Salah seorang ibu rumah tangga, Tri (40), tampak bersemangat menyimak penjelasan dokter dalam seminar diabetes mellitus (DM) yang digelar di Botani Square Bogor, Sabtu lalu. Setiap tips dan anjuran pembicara dicatatnya dengan saksama.

"Saya sebetulnya enggak kena diabet, tapi tante, om, dan kakak dari orangtua saya semua kena diabet," ujar Tri saat berbincang dengan SINDO.

Sadar bahwa dalam keluarganya ada keturunan DM, ibu dua anak itu pun mawas diri dengan rajin mengontrol kadar gula darahnya. "Sejauh ini sih masih normal. Sepupu saya malah ada yang kena DM, lalu komplikasi ke ginjal dan mata, hingga jadi buta. Akhirnya dia meninggal juga," kenangnya.

Diabetes mellitus merupakan penyakit menahun dan tidak bisa disembuhkan. Namun, penyandang diabetes atau biasa disebut diabetesi tetap dapat hidup berkualitas asal dapat mengendalikan kadar gula darah senantiasa mendekati normal.

Pasalnya, jika tak terkendali, dapat muncul komplikasi seperti penyakit jantung koroner, stroke, retinopati diabetika atau komplikasi pada mata, ginjal, gangguan saraf, hingga disfungsi ereksi.

Untuk memantau stabilitas gula darah, diabetesi disarankan memeriksa kadar gula darah secara rutin. Saat ini juga tersedia alat cek kadar gula praktis yang bisa digunakan sendiri di rumah.

Penggunaannya mudah, seperti memakai handphone. Tinggal tekan tombol sehingga dapat melakukan kontrol dengan teratur. Coblos tepi jari dengan ujung alat, lalu tanpa rasa nyeri sampel darah disapukan ke strip reagen. Selanjutnya, masukkan strip meter gula darah, dan hasilnya dapat dibaca dalam hitungan 5 detik di layar monitor.

Menurut staf dokter penyakit dalam RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Dr dr Aris Wibudi SpPD, alat tersebut bisa saja dipakai untuk pemeriksaan glukosa darah mandiri (PGDM).

Namun, metode ini tidak bisa dijadikan patokan pemeriksaan standar. Pasalnya, hasil pemeriksaan kadar darah kapiler di jari biasanya cenderung lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan darah vena seperti yang biasa dilakukan di laboratorium.

"Alat tersebut boleh saja digunakan untuk memantau kadar gula darah di rumah. Namun, sebaiknya untuk memastikan di-cross check juga dengan pemeriksaan di laboratorium," ujar Aris.

Pemeriksaan standar gula darah sebaiknya dilakukan berkala, meliputi kadar gula darah puasa dan kadar gula dua jam setelah makan. Sebelum diambil sampel darahnya, pasien diminta berpuasa untuk tidak merokok, makan dan minum selain air putih selama 12 jam. Pasca diambil darah, dilanjutkan makan biasa sekitar 300 kalori. Dua jam setelah selesai makan, dilakukan pengambilan sampel darah kedua kalinya.

"Seseorang dikatakan diabetes bila kadar gula darahnya lebih dari 126 mg/dl dalam kondisi berpuasa, dan lebih dari 200 mg/dl setelah dua jam makan," kata Aris.

Akan tetapi, periksa glukosa darah saja ternyata tidak cukup. Pasalnya, pemeriksaan gula darah hanya mencerminkan kadar gula darah pada saat itu, tapi tidak menggambarkan pengendalian diabetes jangka panjang. Dianjurkan melakukan pemeriksaan HbA1c sebagai penunjang.

HbA1c merupakan zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa (gula) dengan hemoglobin, bagian sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Zat itu akan tersimpan dan bertahan dalam sel darah merah selama tiga bulan. "Jadi, pemeriksaan HbA1c merupakan semacam rekaman profil kadar gula darah diabetesi selama tiga bulan," sebut Dra Indriyanti Rafi Sukmawati Apt MSi dari Laboratorium Klinik Prodia.

Nilai HbA1c kurang dari 6,5% menunjukkan kendali diabetes yang baik. Jika hasil menunjukkan nilai tinggi yaitu lebih dari 8%, diabetesi harus waspada bahwa risiko komplikasi akan meningkat sehingga harus diambil langkah pencegahan terbaik. (sindo//jri)

0 komentar:

Posting Komentar