Mitos Bawang Putih bagi Penderita Jantung

NEW YORK - Kendati bawang putih dianggap baik bagi kesehatan jantung, penelitian terbaru menunjukkan makan bawang putih tambahan tidak mempengaruhi faktor risiko penyakit jantung.

Dalam studi terhadap 90 perokok berbadan gemuk, beberapa peneliti Eropa mendapati mereka yang mengonsumsi makanan tambahan bubuk bawang putih selama tiga bulan tidak memperlihatkan perubahan dalam kadar kolesterol atau beberapa tanda lain risiko penyakit jantung.

Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, menambah bukti yang bertentangan mengenai bawang putih dan kesehatan jantung. Sejumlah studi sebelumnya telah mendapati suplemen bawang putih mungkin membantu merendahkan kolesterol darah, dan tekanan darah tinggi, tapi studi lain gagal menemukan manfaat semacam itu.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengkaji apakah makanan tambahan bawang putih dapat berdampak pada faktor risiko penyakit jantung selain dugaan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi.

Selain kolesterol darah, mereka juga mengukur kadar protein C-reaktif (CRP) dan protein lain dalam darah yang menunjukkan tingkat radang di pembuluh darah. Mereka juga mengukur beberapa bahan dalam darah yang mencerminkan seberapa baik dinding pembuluh darah bekerja.

Kedua faktor itu-peradangan dan fungsi pembuluh darah-diduga menjadi kunci dalam risiko penyakit jantung. Namun, studi tersebut mendapati bahwa bawang putih tidak berdampak pada keduanya.

Setelah tiga bulan, wanita dan pria yang diharuskan mengonsumsi suplemen bawang putih tak memperlihatkan perubahan dalam tingkat kadar kolesterol mereka.

Sebaliknya, mereka yang diberikan obat cholesterol "atorvastatin" (Lipitor) memperlihatkan penurunan bukan hanya pada kolesterol, tapi juga pada tingkat CRP dan penunjuk lain peradangan yang disebut TNF-alpha.

Menurut para peneliti yang dipimpin Dr Martijn BA van Doorn dari "Center for Human Drug Research" di Leiden, Belanda, kondisi tersebut menjadikan "tak mungkin" bahwa bawang putih dapat melindungi jantung dengan memerangi tingkat tinggi kolesterol atau peradangan.

Sepertiga dari ke-90 orang dewasa yang mereka teliti, secara acak diberi tugas mengonsumsi 2 gram suplemen bawang putih setiap hari. Sepertiga lagi mengonsumsi 40 miligram lipitor per hari, dan sisanya diberikan pil plasebo (yang diberikan untuk meringankan kondisi mental ketimbang mengobati penyakit itu sendiri) tak aktif.

Dibandingkan dengan kelompok plasebo, kelompok lipitor, rata-rata, memperlihatkan penurunan 53 persen kolesterol jahat LDL, 20 persen penurunan pada tingkat CRP dan 42 persen penurunan TNF-alpha. Sebaliknya, studi tersebut mendapati, kelompok bawang putih tak memperlihatkan perbedaan nyata dibandingkan kelompok plasebo.
(sindo//tty)

0 komentar:

Posting Komentar