Cegah Penularan Infeksi di Rumah Sakit

Pasien ke rumah sakit ingin sembuh. Namun, tempat layanan kesehatan juga bisa memicu infeksi tambahan. Rumah sakit seharusnya menjadi sarana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sungguh ironis bila instansi kesehatan ini justru menjadi media penular infeksi tambahan bagi pasiennya. Alih-alih ingin sembuh, beban penyakit pasien malah bertambah berat. Salah satu pilar menuju keamanan dan keselamatan pasien (patient safety) adalah merevitalisasi program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPI RS).

Lingkungan sekitar rumah sakit berisiko mendapat infeksi. Kalangan medis menyebutnya sebagai infeksi nosokomial, yakni infeksi yang didapat dan atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit. Nosokomial sejatinya bermakna "rumah sakit".

Dulu, infeksi nosokomial merujuk pada infeksi yang terjadi akibat pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kenyataannya, layanan kesehatan juga dilakukan di puskesmas, klinik, tempat praktik dokter, hingga homecare.

Sehingga,istilah infeksi nosokomial kemudian diubah menjadi HAIs (health care associated infection), yang maksudnya adalah segala infeksi yang terjadi akibat pelayanan kesehatan. Adapun kriteria HAIs adalah terjadi di RS atau fasilitas layanan kesehatan setelah 48 jam atau lebih,dan bukan merupakan dampak dari infeksi sebelumnya.

Selain itu, sewaktu pasien masuk RS tidak dalam masa inkubasi dan tidak ada gejala klinis. Menurut Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI, dr Farid W Husain, infeksi di rumah sakit merupakan persoalan serius yang menjadi penyebab langsung ataupun tidak langsung kematian pasien.

"Akibatnya, pasien harus membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif. Rumah sakit juga harus mengeluarkan biaya lebih besar," ujarnya saat berbicara dalam peluncuran program NICE (No Infection Campaign and Education) hasil kerja sama Depkes RI dan PT MRK Diagnostic di Jakarta, belum lama ini.

Pasien, petugas kesehatan, pengunjung, dan penunggu pasien merupakan kelompok yang berisiko terkena infeksi nosokomial. Saat ini infeksi nosokomial di rumah sakit mencapai 9% dengan variasi 3-21% atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Tingkat infeksi nosokomial berkisar 1% di beberapa negara Eropa dan Amerika, sampai 40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika Sub-Sahara.

Sementara itu, Dirut RS Sulianti Saroso, Dr Sardikin Giriputro SpP MARS, mengemukakan, kunci pengendalian ada pada petugas kesehatan. Selain itu, perlu standar pengelolaan lingkungan di RS seperti pengelolaan sampah dan limbah, linen, pengendalian vektor, penyediaan air bersih, sterilisasi dan desinfektan alat, serta pengendalian faktor risiko. Misalnya, pemakaian masker.

Beberapa kasus infeksi hasil temuan Perdalin Jaya dan RS Sulianti Saroso di 11 rumah sakit di Jakarta tahun 2003. Di antaranya infeksi lokal (18,9%), infeksi saluran kemih (15,1%), infeksi aliran darah primer (26,4%), pneumonia (24,5%), infeksi saluran napas lain (15,1%), serta infeksi lainnya (32,1%). (sindo//jri)

0 komentar:

Posting Komentar